Cerita
Aa Gym..
Beberapa
hari yang lalu saya bertemu dengan seorang yang kaya raya.. Beliau tdk mau
disebutkan nama nya. Bicara dunia, beliau sudah sangat cukup. Bahkan untuk
seluruh keturunannya pun, insyaallah terjamin. Yang selalu menarik bagi saya
ketika bertemu orang yang demikian adalah mencari tahu pribadinya.
Rupanya Beliau punya satu
kebiasaan sedari dulu, yaitu membeli dagangan pedagang kecil meski tidak
membutuhkannya. Bahkan, ketika sudah kaya. Beliau punya karyawan yang khusus
untuk keliling, nyari pedagang sapu lidi, pedagang tembikar, pedagang caping,
pedagang kipas anyam, dan lain-lain sejenisnya. Yang biasanya jualannya jalan
kaki atau naik sepeda. Penjualnya sudah tua. Beliau berniat untuk membagi
rezekinya melalui itu.
Saya bertanya, kenapa
tidak diberi sedekah? Hebatnya jawaban beliau.
"Mereka sedang
ikhtiar, saya tidak ingin merendahkan ikhtiar mereka. Biarlah mereka mendapat 2
kesenangan.
Pertama, dagangannya laku.
Kedua, mereka jadi tidak putus asa, karena di jaman sekarang yang banyak mall
dan toko modern, masih ada orang yang membeli dagangan mereka."
Subhanallah.
Dan setelah dibeli, barang
itu akan dibagikan kembali oleh beliau ke siapa saja. Mendengar kebiasaan ini,
saya yakin. Amalan inilah kunci kekayaannya.
Karena sebenarnya, entah
beliau sadar atau tidak. Beliau tengah melakukan 3 amalan sekaligus.
1. Sedekah.
2. Membantu kesulitan saudara sesama muslim.
3. Membahagiakan hati orang lain.
Pantaslah kalau
kekayaannya menggunung luar biasa. Karena Alloh telah melihat bahwa beliau ini
memang pantas mengelola harta yang banyak. Ini sekaligus menjadi renungan bagi
kita semua. Khususnya saya.
Apakah sudah ada niat di
dalam hati, atas setiap rezeki yang nantinya kita dapatkan akan kita salurkan
untuk orang lain?
Atau kah kita masih hanya berniat mengumpulkan harta, karena ingin nampak kaya
raya sendirian saja?
Mungkin patut kita bertanya serius ke hati sendiri. Jangan sampai semakin kaya,
hati semakin serakah.
Padahal sifatnya harta. Ia
akan memberi kepuasan hanya jika ia dibagikan. Dan akan semakin memberikan rasa
kurang, jika ia disimpan.
Wallahu'alambishawab .
(KH Aa' Gym)